Wisata

5 Gunung di Jatim yang Cocok Untuk Pemula

Gunung di Jatim – Mendaki gunung dapat menjadi opsi yang ideal bagi mereka yang memiliki jiwa petualang, yang ingin menikmati masa liburan atau mencari ketenangan.

Kegiatan ini membutuhkan persiapan yang matang, baik dari segi fisik maupun perlengkapan yang akan dibawa. Bagi pendaki pemula, disarankan untuk mengumpulkan informasi lengkap tentang gunung yang akan didaki.

5 Gunung di Jatim yang Cocok Untuk Pemula

Berikut adalah lima gunung di Jawa Timur yang sangat sesuai untuk para pendaki pemula.

1. Gunung Lorokan

Gunung Lorokan
Gunung Lorokan

Lokasi Gunung Lorokan terletak di Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Mojokerto. Jaraknya sekitar 35 Kilometer dari pusat Kota Mojokerto, atau sekitar 55 menit perjalanan menuju basecamp Gunung Lorokan.

Pos perizinan pendakian berada tepat di seberang wisata WET 2 Sendi. Sekitar 50 meter setelah memasuki ladang warga, terdapat dua shelter sebagai tempat istirahat pendaki.

Dengan ketinggian 1.100 mdpl, gunung ini dapat dicapai dengan berjalan santai sekitar satu jam lebih. Harga tiket pendakian pun cukup terjangkau, yakni Rp10.000 per orang. Biaya parkir motor ditetapkan sebesar Rp5.000 untuk sekali parkir, dan untuk menginap, dikenakan tiket seharga Rp10.000 per motor.

Variabel penting yang perlu diingat adalah bahwa pihak basecamp tidak menyediakan peta jalur menuju puncak. Namun, sepanjang perjalanan, tersedia sejumlah petunjuk yang cukup jelas.

Medan yang tidak terlalu curam sangat sesuai bagi pendaki pemula. Seiring perjalanan menuju puncak Gunung Lorokan, pendaki akan menikmati pemandangan yang menakjubkan. Terdapat dua jalur yang dapat ditempuh menuju puncak, yaitu jalur kebun dan jalur air terjun. Saat musim hujan, disarankan untuk tidak melewati jalur air terjun karena licin dan rawan longsor.

Jalur menuju pos 2 cenderung landai, sehingga para pendaki dapat menikmati perjalanan diiringi oleh pepohonan yang rindang. Tanjakan mulai terasa saat menuju pos 3, dengan kontur tanah yang agak basah.

2. Gunung Pundak

Masih berada di Mojokerto, Gunung Pundak terletak di Dusun Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Dengan ketinggian yang tidak terlalu tinggi, hanya 1.585 mdpl, gunung ini sangat cocok bagi pendaki pemula atau keluarga. Selain itu, jalur pendakiannya pun tidak terlalu sulit.

Meskipun tidak mencapai ketinggian yang signifikan, pengunjung masih bisa menikmati pengalaman mendaki yang menyenangkan. Jalurnya memang mudah namun tetap menantang, dengan perkiraan waktu pendakian menuju puncak hanya sekitar 2,5 jam. Jika memulai perjalanan pada siang hari, maka pengunjung dapat mencapai puncak menjelang sore atau malam.

Tarif pendakian berkisar antara Rp11.000 untuk pengunjung domestik, dan Rp201.000 untuk turis asing. Selain itu, pengunjung juga harus membayar biaya parkir motor sebesar Rp5.000. Sebelum memulai pendakian, jangan lupa untuk mengisi buku tamu dan formulir rencana pendakian.

Dari pos pendakian, pengunjung akan disuguhkan dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang indah dari Gunung Pundak. Terlihat hamparan pepohonan yang hijau, serta deretan pohon pinus yang tertata rapi. Suara burung, serangga, dan angin berbisik menjadi tambahan yang menambah ketenangan dari hiruk pikuk kehidupan perkotaan.

Nama “Pundak” mengandung makna “bahu”. Sebenarnya, Gunung Pundak adalah bagian dari Gunung Welirang. Lokasinya berdekatan sehingga pengunjung dapat melihat Gunung Welirang dari puncak Gunung Pundak, dengan tambahan panorama Gunung Penanggungan yang juga bisa dinikmati dari spot yang sama.

3. Gunung Penanggungan

Terletak di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan, Gunung Penanggungan memiliki ketinggian mencapai 1.653 mdpl hingga puncak Pawitra.

Untuk mendaki gunung ini, pendaki harus membayar tiket masuk seharga Rp10.000. Biaya tersebut sudah mencakup asuransi dan peta pendakian. Selain itu, pastikan untuk menyiapkan biaya akomodasi penginapan atau transportasi.

Ada lima rute pendakian yang dapat dijelajahi di Gunung Penanggungan, seperti Jalur Betro, Jalur Jalatunda, Jalur Kedungdi, Jalur Tamiajeng, dan Jalur Ngoro. Beberapa rute memiliki kemiringan antara 60 hingga 80 derajat, dan menjadi sangat licin saat musim hujan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki ketahanan fisik dengan berolahraga atau melakukan pemanasan sebelum mendaki.

Jalur Tamiajeng merupakan jalur yang paling populer di antara kelima rute tersebut. Meskipun memiliki jarak yang relatif pendek dan kontur yang tidak terlalu terjal, pendakian tetap memerlukan kewaspadaan pada titik-titik tertentu yang memiliki risiko keamanan.

Bagi yang tertarik dengan sejarah, jalur Jalatunda merupakan pilihan yang tepat. Di sepanjang jalur ini, pendaki akan melewati beberapa situs arkeologi bersejarah berupa candi-candi. Situs-situs purbakala juga dapat ditemukan di Jalur Kedungudi dan Jalur Wonosunyo.

Untuk mencari sedikit tantangan, pendaki dapat mencoba Jalur Ngoro. Jalur ini dimulai dari Dusun Genting dan memiliki kemiringan yang lebih curam. Cocok bagi mereka yang ingin menguji keterampilan fisik dan mental.

Selain menikmati keindahan Gunung Penanggungan sendiri, para pendaki juga akan dimanjakan dengan pemandangan gunung lainnya, seperti Gunung Arjuno, Gunung Semeru, dan Gunung Welirang.

4. Gunung Kelud

Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi di Jawa Timur dengan ketinggian sekitar 1.731 mdpl. Gunung ini memiliki danau kawah yang terbentuk setelah erupsi pada tahun 2014. Terdapat tiga puncak utama di Gunung Kelud, yaitu Puncak Kelud, Sumbing, dan Gajahmungkur.

Perubahan tampilan Gunung Kelud pasca-letusan tahun 2014 membuatnya semakin menarik. Danau vulkanik di puncaknya kini menjadi salah satu daya tarik utama. Harga tiket masuk ke area wisata Gunung Kelud cukup terjangkau, hanya Rp15.000. Biaya parkir kendaraan pribadi belum termasuk dalam tiket tersebut.

Jalur pendakian favorit ke Gunung Kelud adalah melalui Tulungrejo, dengan setidaknya dua rute utama yang sering digunakan. Biasanya, relawan di basecamp akan menawarkan jasa guide atau pemandu untuk mencapai puncak.

Rute via Tulungrejo merupakan jalur termudah dan tercepat yang terletak di bagian timur gunung. Medannya tidak terlalu ekstrem, dengan beberapa spot menarik seperti Jalur Punggung Naga dan Air Terjun Kilisuci.

Selain itu, terdapat juga Rute via Karangrejo yang lebih sepi dan memiliki jalur yang lebih panjang serta medan yang lebih menantang. Salah satu titik sulit adalah jalur vertikal yang memerlukan ketahanan fisik karena terdapat tangga yang harus dipanjat.

Kedua jalur tersebut membawa pendaki ke area kawah. Pendakian di Gunung Kelud seringkali diselimuti kabut. Namun, saat cuaca cerah, pemandangan sekitar seperti panorama Gunung Kawi dan Arjuno dapat terlihat dengan jelas.

Para pendaki tidak perlu khawatir akan kelaparan atau kesulitan mencari tempat untuk buang air karena pengelola Gunung Kelud telah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung di area wisata tersebut.

5. Gunung Panderman

Terletak di antara Kabupaten Malang dan Kota Batu, Gunung Panderman menawarkan keunikan yang luar biasa dengan fenomena alam yang dikenal sebagai ‘Gunung Putri Tidur’. Gunung ini terdiri dari tiga puncak yang saling terhubung, yaitu Gunung Panderman sebagai kakinya, Gunung Kawi sebagai dadanya, dan Gunung Butak sebagai kepalanya.

Dari kejauhan, siluet gunung-gunung ini membentuk pemandangan yang memukau, menyerupai sosok putri yang sedang tertidur. Harga tiket masuk Gunung Panderman sangat terjangkau, hanya Rp7.000, ditambah biaya parkir mobil Rp5.000 dan motor Rp2.000.

Dengan ketinggian 1.045 mdpl, gunung ini memiliki puncak yang disebut Puncak Basundara, yang dapat dicapai dalam kurang lebih empat jam pendakian. Terdapat dua jalur pendakian yang dapat dipilih oleh pendaki, yaitu Jalur Curah Banteng dan Jalur Dukuh Toyomerto. Namun, pendaki harus tetap berhati-hati karena Gunung Panderman masih dalam status aktif.